7.11.2010

FISIKA

A. ALAT UKUR LISTRIK
1. Amperemeter (A)
Alat untuk mengukr kuat arus listrik yang mengalir dalam sebuah penghantar dipasang seri dengan hambatan
2. Voltmeter (V)
Alat untuk mengukur beda potensial di antara kedua ujung pengantar, dipasang parallel dengan hambatan.
3. AVO Meter
Alat yang dapat digunakan uantuk mengukur kuat arus listrik (A), benda potensial yang melalui penghantar (V) dan hambatan (O=ohmmeter)).
B. BESARAN-BESARAN LISTRIK
Arus searah adalah arus listrik yang nilainya hanyta positif atau hanya neatif saa (tidak berubah dari positif ke negative, atau sebaliknya)
1) Arus Listrik
Arus listrik merupakan gerakan kelompok partikel bermuatan listrik dalam arah tertentu. Arah arus listrik yang mengalair dalam suatu konduktor adalah dari potensial tinggi ke potensial rendah (berlawanan arah dengan gerak elaktron)
2) Kuat Arus Listrik (I)
Kuat arus listrik adalah umlah muatan listrik yang menembus penampang konduktor tiap satuan waktu

I = Q/t = n e v A

Keterangan :
Q = muatan listrik (coulomb = C)
t = waktu (sekon = s)
n = jumlah elektorn (m/s)
A = luas penampang (m2)
3) Hambatan jenis dan Hambatan Listrik
R=
Keterangan :
𝜌= hambatan jenis (ohm.m) A= luas penampang kawat (m2)
R= hambatan (ohm)
L=panjang (m)







4) Klasifikasi Material
a. Konduktor
Konduktor merupakan material yang mudah menghantarkan arus listrik. Contoh : tembaga
b. Isolator
Isolator merupakan material yang susah menghantarkan arus listrik, comboh : kaca
c. Semikonduktor
Semikonduktor adalah material yang memiliki sifat antara konduktor dan isolator. Contoh : silicon
5) Hubungan Hambatan Jenis dan Hambatah dengan Suhu

Rt = R0(1 + α ∆t)

Keterangan :
Rt = hambatan jenis dangambatan pada t0C
Ro = hambatan jenis dan hambatan awal
α = konstanta bahan konduktor (0C-1)
∆t = selisih Suhu (0C)
C. HUKUM OHM
Hokum Ohm menyatakan bahwa besar arus yang mengalir pada suatu konduktor pada suhu tetap sebanding dengan beda potensial atara kedua ujung-ujung konduktor

I =

Keterangan :
I = kuat arus listrik (A)
V = tegangan listrik (V)
R = hambatan listrik (Ω =ohm)

Hukum Ohm untuk RAnkaian Tertutup

I =

Keterangan :
n= banyak elemen yang disusun seri
E= ggl (volt)
rd = hambatan dalam elemen
R = hambatan luar
D. ENERGI DAN DAYA LISTRIK
a) Energi listrik
Masih ingatkah Anda dengan pengertina energy? Di kelas tujuh dahulu telah kita pelajari bahwa energy adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Jadi, pengertian energy listrik adalah kemampuan untuk melakukan atau menghasilkan usaha listrik (kemampuan yang diperlukan uantuk memindahkan muatan dari satu titik ke titik yang lain). Energi listrik delambangkan dengan W.
Sedangkan perumusan yang digunakan untuk menentukan besar energy listrik adalah:

W = Q.V
Keterangan :
W = energy listrik (joule)
Q = muatan listrik (coulomb)
V = beda potensial (volt)

Karena I = q/t maka diperoleh perumusan
W=(I.t).V
W=V.I.t
Apabila persamaan tersebut dihubungkan dengan hokum Ohm (V=I.R) maka diperolih perumusan
W= I.R.I.t
Satuan energy listrik lailn yang sering digunakan adalah kalori, dimana 1 kalor sama dengan 0,24 joule selain itu juga menggunakan satuan KW h (kilowatt jam)
b) Hubungan Energi Listrik dengan Energi Kalor
Persamaan yang digunakan dalam menghitung energy kalor adalah
Q=m.c. (t2 – t1)
Sesuai dengan hokum kekekalan energy maka berlaku persamaan:

W=Q
I.R.I.t = m.c.(t2 – t1)

Keterangan :
I= kuat arus listrik (A)
R= hambaan (ohm)
t= wakatu yang dibutuhkan (sekon)
m= massa (kg)
c = kalor jenis (j/kg C)
t1= suhu mulai-mula (C )
t2 = suhu akhir (C)
c) Pemanfaatan Energi Listrik
Energy listrik dapat diubauh-ubuh menjadi berbagai entuk energy yang lain.
Energy listrik menjadi energy kalor, alat yang digunakan yaitu setrika listrik, ceret listrik, kompor listrik, dan lain-lain
Energy listrik menjadi energy cahaya, alat yang digunakan yaitu lampu pijar, lampu neon, dan lain-lain.
Energy listrik menjadi energy gerak , alat yang digunaka yaitu kipas angain , penghisap debu, dan masih banyak lagi pengguaan energy listrik.

d) Daya Listrik (P)
Adalah energy listrik yang terpasang setiap detik
P=W/t+VI=V2/R=I2R
E. RANGKAIAN LISTRIK
Di pertengahan abad 19, Gustav Robert Kirchoff (1824-1887) menemukan cara untuk menentukan aurs listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian dikenal dengan Hukum Kirchoff. Hokum ini berbunyi “jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabagan”. Hukum ini kemudian di kenal sebagai Hukum I Kirchoff, secara matematis dinyatakan

Imasuk = Ikeluar atau ∑I masuk = ∑Ikeluar

Hokum Kirchoff secara keseluruha ada 2, dalam sub ini akan dibahas tentang huku II Kirchoff. Hokum II Kirchoff dipakai untuk menentukan kuat arus ygn menglair pada rangkaian bercabang dalam keadaan tertutup (saklar dalam keadaan tertutup ).
Hokum II Kirchoff berbunyi : “dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL (E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol”. Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak ada energy listrik yang hilang dalam rankaian tersebut, atau dalam arti semua energy listrik bias digunakan atau diserap.

Dalam menyelesaian soal rangkaian listrik, perlu diperhatikan:
1. Hambatan R yang diarliri arus listrik. Hambatan R diabikan jika tidak dilalui arus listrik
2. Hambatan R umunya tetap, sihingga lebih cepat menggunakan rumus yang berhubungan dengan hambatan R tersebut
3. Rumus yang sering digunakan : hokum Ohm, Hukum Kirchoff, sifat rangkain, energy dan daya listrik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar